
Trend kenaikan kasus Covid 19 terus melonjak tajam. Hal ini menunjukkan jika varian Omicron yang tengah mendominasi bisa berdampak serius. Menurut Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman, salah besar jika menganggap Omicron melemah. Menurut Dicky, pemahaman bahwa virus ini melemah justru sangat berbahaya. Untuk diketahui memang Indonesia telah memiliki modalitas dari segi imunisasi.
Sudah banyak masyarakat yang mendapatkan vaksinasi Covid 19. Memiliki imunitas membuat hunian di rumah sakit menjadi setengah dibandingkan gelombang varian Delta. Jika gelombang Delta sebanyak 20 persen dari yang sakit atau akan masuk rumah sakit. Sedangkan saat ini menurut Dicky kurang lebih sekitar 10 persen dari yang sakit. "Namun, bicara angka kematian belum ada perubahan dari sisi persentasi, masih kisaran 1 persen. Namun untuk yang sudah divaksinasi, semua angka jauh menurun," kata Dicky menambahkan.
Hal ini bisa dilihat dari rawatan rumah sakit, jauh menurun. Bahkan bisa dikatakan 7 kali lebih rendah misalnya dari yang tidak divaksinasi. Oleh karena itu, Dicky menyampaikan pesan penting untuk memberikan imunitas kepada kelompok berisiko. Di antaranya seperti orang lanjut usia, mereka yang memiliki komorbid dan kelompok anak. "Pada kelompok anak, di bawah 6 tahun, jelas belum eligible vaksinasi. artinya sangat amat rawan, ini yang terjadi. Saya peringatkan dari awal. Kenapa PTM harus online dulu, kita jangan menunggu meledak," tegas Dicky.
Pemerintah harus merespon secara cepat. Dan strategi yang diambil harus bersifat pencegahan. Mobilitas sampai awal maret setidaknya harus dibatasi. Walau pun risiko kematian Covid 19 adalah 1 persen, namun itu bisa terhitung besar jika dibandingkan dengan ukuran penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta orang lebih.
Tinggalkan Balasan